Jika ditanya platform apa yang paling populer untuk membuat blog, jawabannya hampir pasti: WordPress. Ia raja yang tak terbantahkan, menguasai 43% website di seluruh dunia (data dari wordpress.com per April 2025). Seharusnya, pilihan logisnya adalah ikut arus, bukan?
Tapi untuk “rumah digital” saya ini, saya justru memilih jalan yang sedikit berbeda. Saya memilih Hugo.
Mungkin sebaiknya harus saya berikan disclaimer di awal: saya tidak benci pada Wordpress. Saya masih menggunakan Wordpress untuk beberapa proyek sampingan, dan sepertinya saya tidak akan mengubahnya dalam waktu dekat.
Apa Itu Hugo?
Singkatnya, Hugo adalah Static Site Generator (SSG). Berbeda dengan WordPress yang dinamis (setiap kali ada pengunjung, server harus ‘memasak’ data dari database, dan menampilkannya di browser pengunjung), Hugo bekerja dengan cara ‘memasak’ semua halaman di awal.
Jadi, ketika Anda membuka blog ini, server hanya menyodorkan file HTML yang sudah jadi. Tidak ada proses di balik layar, tidak ada koneksi database yang berat.
Untuk lebih memperjelas perbedaan di antara keduanya, berikut adalah tabel perbandingannya:
| Aspek | WordPress | Hugo |
|---|---|---|
| Kecepatan | Medium–Lambat (butuh caching) | Sangat Cepat |
| Keamanan | Perlu monitoring rutin | Sangat Aman |
| Cara Edit | Wordpress Dashboard | Markdown / Git |
| Fitur Dinamis | Bawaan (Native) | Layanan Pihak Ketiga |
| Hosting | PHP + MySQL | File Statis |
| Perawatan | Tinggi (Update plugin/tema) | Sangat Rendah |
| Ekosistem | Sangat Besar | Minimalis |
Jadi jika website and adalah website yang diurus oleh banyak akun, butuh UI yang user-friendly untuk melakukan posting, contact form yang kompleks serta data yang dinamis, mungkin Wordpress masih menjadi pilihan yang tepat. Namun untuk website pribadi, seperti blog ini, Hugo lebih unggul.
Kecepatan dan SEO
Coba klik-klik beberapa halaman di blog ini. Rasakan seberapa cepat loading-nya. Karena hanya menyajikan file statis (HTML, CSS, JS), kecepatannya sulit ditandingi oleh blog Wordpress, bahkan dengan konten yang sama.
Kecepatan ini bukan sekadar urusan kenyamanan pengguna, tapi juga istimewa di mata Google. Sejak Google menjadikan Core Web Vitals (LCP, FID, CLS) sebagai faktor penentu peringkat (ranking factor), website yang cepat seperti Hugo punya keunggulan di sektor SEO.

Secara teknis, Hugo menghasilkan HTML yang sudah “matang”. Crawler Google tidak perlu bekerja keras mengeksekusi JavaScript yang berat atau menunggu server database merespon. Efeknya? Artikel lebih cepat ter-index dan punya potensi ranking lebih baik. Pengunjung senang karena tidak menunggu proses loading, Google pun senang ketika melakukan indexing.
Keamanan
Wordpress punya banyak plugin. Dan ketika saya bilang “banyak”, maksud saya adalah SANGAT-SANGAT BANYAK. Menurut wordpress.com, ada lebih dari 65.000 plugin yang bisa di-install, dan itupun baru plugin yang resmi, tidak termasuk plugin yang dibuat sendiri oleh pengguna.
Banyak plugin, berarti banyak kode pihak ketiga. Semakin banyak pihak terlibat, semakin besar risiko keamanan. Misalnya, ada plugin yang mengandung bug atau kelemahan yang bisa di-exploit oleh peretas. Butuh pengawasan yang konsisten dan rutin untuk memastikan keamanan website terjaga.
Dengan Hugo? Tidak ada database untuk diretas. Tidak ada halaman login admin untuk dibobol. File-file blog ini hanya sekumpulan teks biasa. Sederhana, tapi sangat aman.

Biaya (Gratis!)
Karena blog ini hanya file HTML statis, saya tidak perlu menyewa VPS mahal atau Shared Hosting cPanel. Saya bisa menaruhnya di Cloudflare Pages secara GRATIS. Ya, Rp0 per bulan untuk hosting yang unlimited dan tergabung dalam jaringan CDN Cloudflare di seluruh dunia. Tidak pantas rasanya jika saya tolak.
Kekurangan? Tentu Ada
Hugo tidak untuk semua orang.
- Tidak ada editor visual (WYSIWYG) bawaan. Anda harus nyaman dengan kode dan Markdown.
- Kurang praktis untuk mobile. Sulit untuk posting artikel lewat HP karena butuh akses ke file system dan Git (walaupun bisa diakali, tapi tidak semudah aplikasi WordPress).
- Fitur dinamis terbatas. Ingin memasang komentar atau form kontak? Harus pakai layanan pihak ketiga (seperti Disqus atau Formspree).
Plus & Minus
Penutup
Memilih Hugo adalah memilih fitur minimalis demi performa maksimal. Mungkin sedikit repot di awal untuk setup, tapi setelah berjalan, ia adalah kendaraan yang tangguh, kencang, dan minim perawatan untuk saya menuangkan isi pikiran. Untuk penggunaan blog pribadi yang hanya diurus oleh satu user, tidak terlalu banyak update, dan tidak perlu fitur yang terlalu kompleks, Hugo adalah jawaban.




