Pemandangan Lubuk Bonta dari atas
Pemandangan Lubuk Bonta dari atas

Singgah Sejenak di Lubuk Bonta

0 Shares
0
0
0

Saya ingin mengawali tulisan ini dengan mengucapkan selamat Tahun Baru 2025 untuk teman-teman semua. Hendaknya semua yang telah kita lalui di 2024 dapat menjadi kenangan dan pelajaran agar menjadi pribadi yang lebih baik di tahun ini.

Liburan Natal dan Tahun Baru 2024/2025 ini bisa dibilang cukup lama bagi saya. Setelah ditambah cuti beberapa hari, saya bisa mendapatkan 10 hari tanpa harus masuk kantor. Durasi libur yang panjang ini saya manfaatkan untuk pulang ke Padang, mengingat orang tua saya sudah sangat rindu bertemu dengan cucu mereka.

Walaupun masih dalam musim hujan, tapi sebagian besar liburan saya di Padang diisi dengan cuaca yang terik, rata-rata di 31 derajat Celcius. Tidak tahan lagi dengan panasnya. Saya memutuskan untuk menyegarkan diri sejenak, di Pemandian Lubuk Bonta.

Air Terjun Lubuk Bonta
Air Terjun Lubuk Bonta

Tentang Lubuk Bonta

Lubuk Bonta adalah sebuah tempat pemandian berbentuk lubuk yang memiliki air terjun kecil. Awalnya saya tidak punya banyak informasi mengenai tempat ini, mengingat saya belum pernah berkunjung sebelumnya. Ide mampir ke Lubuk Bonta pun sebetulnya muncul karena beberapa video yang muncul di beranda media sosial saya.

Lokasi

Tempat pemandian ini terletak di Kabupaten Padang Pariaman, tepatnya di Desa Kapalo Hilalang, Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung. Lokasi yang bisa dibilang sangat mudah diakses, mengingat hanya berjarak empat kilometer dari Jalan Raya Padang – Bukittinggi.

Jika masih meragukan aksesibilitas Pemandian Lubuk Bonta, mungkin ini bisa dijadikan pertimbangan: pengunjung dari padang bisa menjangkau tempat ini lewat Tol Padang – Sicincin. Hanya butuh perjalanan sekitar lima kilometer dari Jalan Akses Tol Padang-Sicincin bagi saya menuju parkiran pemandian. Cukup menunggu lima menit dari Pintu Tol Kapalo Hilalang, kita sudah bisa nyebur di air yang jernih dan segar.

Pintu Tol Padang - Sicincin
Pintu Tol Padang – Sicincin

Berbeda dengan lokasi-lokasi pemandian dan air terjun lainnya di Sumatera Barat, menjangkau kolam Pemandian Lubuk Bonta dari tempat parkir kendaraan sangat mudah, jarak antara area parkir dengan lubuk hanya sekitar 50 meter. Ini menjadi nilai jual tersendiri untuk wisatawan yang ingin berenang di mata air yang segar tanpa harus berjalan kaki sekian kilometer.

Daya Tarik Pemandian Lubuk Bonta

Ekonomis

Masuk ke kawasan ini tidak gratis. Namun saya dengan yakin berpendapat, di antara objek wisaya berbayar, mungkin ini adalah salah satu yang paling murah. Saya dan keluarga datang dengan dua mobil. Masing-masing mobil kami diminta untuk membayar parkir sebesar Rp10.000. Untuk pengunjung yang membawa sepeda motor, cukup membayar Rp5.000 per kendaraan.

Namun ternyata bukan hanya itu, selepas beranjak dari lapangan parkir, rombongan kami juga harus membayar Rp3.000 per orang ketika hendak masuk ke area pemandian. Entah kenapa tidak diminta sekalian sewaktu di lapangan parkir. Terlepas dari itu semua, semua biaya ini masih sangat ekonomis bagi saya.

Di pinggiran lubuk juga berdiri sebuah warung kecil yang menjual makanan ringan, mie instan, dan penyewaan ban untuk pengganti pelampung. Makanan ringan dan mie instan hanya lebih mahal sedikit, selisih sekitar Rp1.000 hingga Rp3.000 dibandingkan yang dijual di tempat lain. Untuk ban pelampung, ukuran kecil disewakan dengan harga Rp8.000 dan ukuran besar Rp10.000. Sekali lagi, menurut saya ini masih wajar.

Pengeluaran Saya di Pemandian Lubuk Bonta

ItemHarga
Parkir (2 Mobil)Rp20.000
Tiket Masuk (6 Orang)Rp18.000
Sewa Ban KecilRp8.000
Sewa Ban BesarRp10.000
Durian (10 Buah)Rp100.000
TOTALRp156.000

Asri

Keasrian alam jelas menjadi daya tarik utama dari Pemandian Lubuk Bonta. Air yang mengalir dari lubuk begitu jernih, tidak sulit untuk melihat bebatuan yang ada di dasar. Di bagian lubuk yang lebih dalam, air terlihat biru alami. Di beberapa sudut saya juga melihat ada aliran air yang datang bukan dari hulu, namun dari dalam tanah. Ternyata selain air terjun, mata air di tanah jua menjadi sumber dari aliran pemandian ini.

Saya dan keluarga juga takjub melihat ikan-ikan yang berenang di pinggiran lubuk. Ikan ini sepertinya tidak takut dengan pengunjung yang berenang bersama mereka, menandakan bahwa gerombolan ikan ini tidak biasa ditangkap. Saya kurang paham, apakah ikan-ikan ini adalah ikan larangan? Namun tidak ada papan larangan menangkap ikan, seperti di tempat-tempat yang memang dilarang menangkap ikan

Ikan yang jinak di Pemandian Lubuk Bonta
Ikan yang jinak di Pemandian Lubuk Bonta

Ikan-ikan ini selain jinak, juga suka dengan makanan-makanan yang dilemparkan oleh pengunjung yang datang. Sayang sekali, saya tidak membawa kaca mata berenang. Susah sekali mengidentifikasi jenis atau spesies mereka jika hanya melihat dari atas air, terganggu oleh pantulan matahari.

Pemandian Lubuk Bonta juga dikelilingi alam yang masih lumayan asri. Di sekitar lokasi masih banyak kebun masyarakat setempat, salah satunya kebun durian. Dan tebak, apa yang ditunggu-tunggu sebagian warga Sumatera di penghujung musim hujan? Betul. Musim durian.

Durian dari kebun di sekitar Pemandian Lubuk Bonta
Durian lokal seharga Rp10.000 per buah

Saya dan rombongan melampiaskan rasa lapar sehabis berenang dengan pesta durian yang kami beli langsung dari kebun warga. Durian ukuran sedang hingga besar dengan harga Rp10.000 per buah? Di mana lagi saya bisa bertemu kesempatan serupa.

Ruang Perbaikan

Pemandian Lubuk Bonta masih belum sempurna. Banyak kekurangan di sana-sini yang menjadi ruang untuk perbaikan. Saya masih bisa melihat sampah cup mie instan di beberapa sudut. Tampaknya pengunjung yang datang harus ditingkatkan lagi kesadarannya dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Fasilitas yang disediakan warga sekitar yang sepertinya turut merangkap sebagai pengelola juga tidak lengkap. Di pinggir lubuk terdapat sebuah bangunan tidak terurus, yang saat ini digunakan sebagai ruang ganti. Bagian dalam bangunan ini berdebu, banyak sampah daun kering, tidak ada penerangan, dan tidak ada pintu maupun sekat apapun. Sangat tidak kondusif untuk mengganti pakaian sebelum dan sesudah berenang.

Bangunan untuk ruang ganti yang tidak terurus di Pemandian Lubuk Bonta
Bangunan untuk ruang ganti yang tidak terurus di Pemandian Lubuk Bonta

Saya sangat berharap pada pemerintah, khususnya Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Padang Pariaman untuk memberi perhatian khusus pada lokasi wisata dengan potensi besar ini. Warga sekitar hendaknya dapat dibina, diberdayakan, dan dibantu untuk bisa merawat tempat yang asri ini, agar baik yang bertamu maupun yang menerima tamu dapat memanen manfaat.

Akhir Kata

Besar kemungkinan saya akan menyempatkan mampir ke sini lagi di kesempatan mudik berikutnya. Semoga di kunjungan selanjutnya, Tol Padang – Sicincin sudah beroperasi penuh, dan juga kebun durian juga mulai dipanen kembali. Bagaimana, tertarik untuk mampir?

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *