Melon bisa dibilang adalah salah satu buah yang sering saya konsumsi. Rasanya enak, wangi, dan menyegarkan. Ditambah dengan kemajuan teknologi pertanian, melon bisa dinikmati tanpa kenal musim. Dari kebun biasa hingga hidroponik, dari pasar tradisional hingga supermarket, melon sangat mudah untuk didapat.
Untuk soal varietas / kultivar, buah melon ini tidak main-main. Saya tidak tahu berapa angka pastinya, namun kita bisa memilih puluhan jenis melon yang beredar di pasaran Indonesia, mulai dari soal rasa, aroma, ukuran, warna buah dan kulit, bahkan soal tekstur, seperti melon Sweet Net yang pernah saya tanam.
Daftar Isi
Sekilas tentang Melon Kajari

Salah satu hal kurang baik yang sering terjadi di rumah saya adalah, saya membeli melon berukuran besar, menghabiskan setengahnya, lalu setengah sisanya terlupakan hingga keriput di kulkas. Berhubung saya adalah orang yang sangat menghindari mubazir, maka melon Kajari menjadi salah satu pilihan saya untuk ditanam di kebun. Melon Kajari (Cucumis melo) adalah varietas melon berukuran kecil yang berasal dari daerah Punjab di India. Kultivar melon ini berbentuk bulat, tekstur yang lembut, rasa yang manis dan aroma yang wangi. Hasil baca-baca singkat saya di internet mengatakan bahwa melon ini cukup “bandel” dan cocok ditanam di berbagai kondisi, termasuk daerah yang panas.
Fase Penanaman dan Pertumbuhan
Mencari benih melon Kajari tidak begitu sulit, sudah banyak penjual yang menjualnya di situs marketplace. Rata-rata harga penawaran ada di Rp15.000 untuk 10 butir benih. Mahal? Relatif. Untuk petani yang akan menanam dengan skala besar, Rp1.500 per butir tentu saja terasa mahal. Namun untuk pekebun amatir seperti saya, ini sudah cukup ideal, karena saya juga tidak butuh benih dalam jumlah banyak. Proses penyemaian juga cukup lancar, seperti kebanyakan varietas Cucumis melo lainnya, benih berkecambah dengan mudah. Benih-benih yang saya punya dibagi dua untuk dikecambahkan dengan dua cara: penyemaian langsung, dan penyemaian menggunakan tisu lembab. Keduanya berkecambah dalam waktu yang hampir bersamaan, tidak ada perbedaan yang signifikan. Jadi mungkin ke depannya benih akan sepenuhnya saya semai dengan cara penanaman langsung di tanah agar lebih praktis.

Media tanam yang digunakan juga bukan media tanam yang spesial. Saya hanya menggunakan media tanam karungan yang biasa dijual di penjual tanaman di pinggir jalan. Tiap seminggu sekali, saya lakukan pemupukan dengan pupuk NPK seimbang, sambil diselingi di minggu berikutnya dengan vermicompost atau kotoran cacing. Penanggulangan hama juga bukan sesuatu yang saya ambil pusing. Memang, ada beberapa daun yang bolong dimakan serangga. Namun pertumbuhan melon Kajari cukup pesat, daun-daun yang baru tumbuh lebih cepat dibandingkan daun yang rusak dimakan serangga.
Fase Reproduksi
Tidak perlu menunggu lama untuk tanaman melon Kajari memasuki fase reproduksi. sekitar satu bulan pasca penyemaian, saya sudah melihat ada bunga yang tumbuh. Seperti tanaman melon lainnya, bunga jantan muncul lebih dulu dari bunga betina. Untuk proses penyerbukan, saya tidak begitu ambil pusing. Bunga melon Kajari yang cerah sudah cukup untuk mengundang serangga agar datang membantu penyerbukan.
Tidak lama setelah penyerbukan, putik buah mulai muncul. Satu tanaman melon ini saya tanam di planter bag ukuran 50 liter. Karena ruang tumbuh yang terbatas ini, masing-masing tanaman hanya saya bolehkan untuk menumbuhkan dua buah melon. Memangkas calon-calon buah ini memang cukup menyayat hati, namun harus tetap dilakukan agar ukuran dan kualitas buah menjadi lebih terjaga.
Pemanenan
Sekitar 10 pekan setelah penyemaian, sudah ada buah melon Kajari yang bisa saya petik dan konsumsi. Salah satu hal yang unik dari melon ini, tangkai yang menempel pada buahnya akan lepas sendiri ketika buah sudah matang. Ini menjadi nilai plus, karena di pengalaman saya sebelumnya, agak susah-susah-gampang dalam menentukan apakah buah melon sudah matang atau belum. Nilai minusnya, ada risiko buahnya akan jatuh jika ditanam dengan sistim vertikal tanpa ada jaring atau tali pengaman.
Buah yang sudah matang berwarna oranye cerah dan garis-garis hijau keabuan vertikal di kulitnya. Melon Kajari mempunyai karakteristik buah yang manis, harum, serta tekstur yang lembut dan berair. Dan tentu saja, ukurannya yang cocok untuk dimakan satu orang tanpa bersisa menjadi faktor positif untuk saya.
Penilaian Saya untuk Melon Kajari
- Buah kecil (cocok untuk sebagian orang)
- Cita rasa manis, aroma yang harum
- Pertumbuhan cepat
- Tahan hama
- Toleran dengan beragam kondisi tanah dan kelembaban
- Buah kecil (kurang cocok untuk sebagian orang)
- Risiko buah jatuh dari rambatan jika lupa memberi pengaman