Anggur Jupiter
Anggur Jupiter

Anggur Jupiter, Si Manis yang Tak Serupa Namanya

0 Shares
0
0
0

Tahun lalu saya berkesempatan menetap di rumah yang mempunyai ruang kosong terbuka di lantai atas. Di area tersebut, ada kerangka sisa kanopi yang lembaran kanopinya sudah hilang entah kemana. Merasa terlalu malas untuk membongkarnya, saya putuskan untuk menanam anggur Jupiter (Vitis vinifera), biar kerangka tersebut bisa difungsikan sebagai rambatan.

Kerangka kanopi
Kerangka kanopi yang dijadikan rambatan anggur

Ternyata menanam anggur itu susah-susah-gampang. Membuat bingung bahkan dari awal prosesnya: memilih varietas apa yang akan ditanam. Tanaman anggur sebenarnya sudah lama dibudidayakan untuk dinikmati buahnya dalam skala hobi sejak akhir tahun 2000-an. Sebelumnya, mayoritas tanaman anggur di Indonesia ditanam untul sekadar hiasan pekarangan dan/atau dirambatkan untuk tempat berteduh. Anggur untuk keperluan ini identik dengan buah yang kecil dan asam.

Di awal dekade lalu, pegiat anggur mulai menanam varietas-varietas yang menghasilkan buah yang manis. Kebanyakan varietas tersebut diimpor dari Ukraina, daerah yang memang banyak terdapat kebun-kebun pemuliaan varietas anggur. Komunitas juga berkembang dengan pesat, mengingat metode perbanyakan anggur yang sangat mudah.

Komunitas-komunitas penggiat anggur tersebut adalah sumber utama saya dalam menggali informasi tentang varietas anggur yang akan saya pilih. Rekomendasi-rekomendasi dari penggiat pun cukup beragam, dari Anggur Jupiter, Akademik, GozV, Transfigurasi, hingga Baikonur. Pada akhirnya saya memutuskan untuk mencoba menanam Anggur Jupiter, mengingat varietas ini digadang-gadangkan sebagai varietas yang ramah pemula. Tidak butuh waktu lama bibit Jupiter sudah di tangan saya.


PENANAMAN DAN PERAWATAN

Setelah saya coba tanam, ternyata memang benar, jenis Jupiter ini cocok untuk pemula yang baru pertama kali menanam anggur. Varietas ini tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi di tempat saya menanam. Media tanam yang saya pakai cukup media tanam yang dijual di tukang taman pinggir jalan.

Anggur Jupiter juga tidak rewel. Berkali-kali saya lupa menyiram karena harus dinas ke luar kota berhari-hari. Untuk urusan hama, Jupiter juga bisa dibilang tahan gempuran hama. Saya menanam di ruang terbuka yang langsung terkena hujan dan panas. Tidak ada satupun jamur yang saya temukan pada daun dan batang. Hama dalam bentuk serangga seperti Trips dan Kutu Perisai juga tidak terlihat.

Untuk pemupukan, pupuk sederhana seperti kompos juga sudah cukup untuk tanaman ini, sambil sesekalai saya taruh sampah dapur di atas media tanam agar lambat laun terurai dan menjadi asupan unsur hara.


PEMBUAHAN ANGGUR JUPITER

Ini yang saya tunggu-tunggu. Setelah kurang lebih 11 bulan sejak penanaman bibit, saya merasa tanaman ini sudah sanggup untuk dibuahkan. Ini ditandai dengan cabang-cabangnya yang sudah sebesar pensil. Saatnya diberi perlakuan untuk merangsang keluarnya bunga.

Bunga Anggur Jupiter
Bunga Anggur Jupiter

Anggur, pada hakikatnya adalah tanaman di negeri empat musim. Di tempat asalnya, anggur butuh variabel yang dinamakan chill hour. Chill hour adalah satuan waktu di mana suhu tumbuh tanaman di bawah atau sama dengan 16 derajat celcius. Sebagaj contoh, rata-rata varietas anggur membutuhkan 150 chill hour, berarti harus ada 150 jam berturut-turut suhu di lingkungan tumbuh anggur berada di maksimal 16 derajat. Chill hour dibutuhkan untuk merangsang dormansi, agar ketika suhu naik kembali, tanaman bisa menggunakan energi yang sudah dikumpulkan untuk memproduksi buah.

Di negara kita yang tidak punya chill hour, perangsangan buah untuk anggur dilakukan dengan cara pemangkasan atau pruning. Pruning diterapkan pada cabang pohon anggur yang minimal sudah sebesar sedotan plastik. Pruning idealnya dilakukan di luar musim hujan agar kondisi udara tidak terlalu lembab sehingga tidak memacu tumbuhnya jamur pada pekas pemangkasan.

Sisa daun pemangkasan
Sisa daun pemangkasan yang bisa dijadikan kompos

Sebulan sebelum pemangkasan, permukaan media tanam saya beri kompos yang lebih banyak darj biasanya. Sebagai bekal untuk anggur ketika berbunga nanti Sekitar 10 hari setelah pemangkasan, dalam kondisi ideal Anggur Jupiter akan mengeluarkan bunga dari tunas-tunas yang masih tersisa pada batang. Bunga ini setelah mengalami penyerbukan akan tumbuh menjadi buah yang akan kita panen.


HASIL PANEN

Harus diakui, bahwa saya cukup kaget dan kecewa ketika pertama kali melihat hasil panen saya. 75 hari setelah pemangkasan, semua Anggur Jupiter saya sudah berwarna merah kehitaman. Namun, ukuran buahnya sangat kecil. Hanya sebesar satu buku jari. Tentunya sangat berbeda dari Anggur Red Globe yang biasa saya temukan di pasar atau supermarket.

Anggur Jupiter
Anggur Jupiter

Namun ketika mencicipi rasanya, kekecewaan saya dapat terobati. Rasanya sangat enak. Manis dan ada aroma yang khas. Pengukuran Brix menunjukkan bahwa tiap berry-nya memiliki rata-rata 19,5% gula. Teman dan kerabat yang saya kirimkan anggur ini juga berpendapat hal yang sama. Namun banyak pendapat yang berbeda dari masing-masing mereka. Ada yang merasa bahwa aromanya mirip aroma leci, ada yang bersikeras bahwa aromanya mirip mangga. Tapi yang jelas, untuk soal rasa dan aroma Anggur Jupiter ini memang istimewa.

Tes Brix pada Anggur Jupiter
Kadar gula pada buah Anggur Jupiter yang mencapai 19,5%

Walau dengan ironi yang begitu kuat, yaitu ukuran buah yang sama sekali tidak menggambarkan Planet Jupiter yang besar, namun varietas anggur ini masuk ke dalam daftar tanaman yang akan tetap saya rawat. Siapa tahu panen selanjutnya ukuran buahnya bisa lebih besar lagi. Sampai jumpa di musim berikutnya.

0 Shares
2 comments
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like